Disleksia adalah gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, dan mengeja. Anak dengan disleksia bukan berarti kurang cerdas — mereka hanya membutuhkan pendekatan belajar yang berbeda agar dapat memahami materi secara efektif. Dengan strategi yang tepat, mereka bisa berkembang dan berprestasi seperti anak lainnya.
💡 1. Gunakan Metode Visual dan Audio
Anak dengan disleksia cenderung lebih mudah memahami informasi melalui gambar, warna, atau suara. Gunakan video pembelajaran, kartu bergambar, atau aplikasi edukatif berbasis audio-visual untuk membantu mereka memahami kata dan konsep baru.
✍️ 2. Hindari Tekanan dalam Membaca
Tekanan untuk membaca cepat bisa membuat anak disleksia stres. Biarkan mereka membaca dengan tempo sendiri. Fokuskan pada pemahaman isi bacaan, bukan seberapa cepat mereka selesai membaca.
📚 3. Gunakan Font Ramah Disleksia
Saat mencetak atau menulis bahan ajar, gunakan font seperti OpenDyslexic atau Arial yang mudah dibaca. Hindari huruf miring (italic) dan teks rapat karena dapat menyulitkan fokus visual.
🗣️ 4. Ajarkan dengan Pengulangan dan Ritme
Pengulangan kata, lagu edukatif, atau rima sederhana membantu anak mengingat ejaan dan struktur kalimat. Metode ini memanfaatkan kemampuan mereka dalam mengingat pola suara dan ritme.
👩🏫 5. Berikan Dukungan Emosional
Anak dengan disleksia sering merasa minder atau berbeda. Penting bagi guru dan orang tua untuk memberikan pujian atas kemajuan sekecil apa pun, agar rasa percaya diri mereka tumbuh.
🌟 Kesimpulan
Dengan strategi pembelajaran yang personal, sabar, dan penuh empati, anak disleksia dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Kunci utamanya adalah kesabaran, dukungan emosional, dan pemanfaatan teknologi pembelajaran yang tepat.